Dear, Sailor Mercury

Rembulan luruh diperaduan. Malam menjemput anganku. Mengapa aku selalu tidak bisa menghalau rindu yang tidak pada tempatnya ini? Kucoba menepis rasa yang semakin mengganggu ini dengan petikan gitar. Perasaanku makin teriris. Ku letakkan lagi gitar itu dan mulai menata satu persatu galau yang ada. Aku benar-benar merindukanmu. Tidak seharusnya rasa itu kupelihara dihatiku. Kamu, dengan pesonamu, datang menawarkan mimpi indah untuk kubawa dalam peraduan cintaku.

Kini, aku tersiksa sendiri oleh perasaanku. Atau mungkin aku terlalu mendramatisir suasana? Entahlah. Kalau kucoba mencari jawabannya, paling-paling yang kudapati hanya satu kalimat. Aku benar-benar mencintaimu. Sampai pada kesimpulan ini, terasa ada nyeri didada. Aku ingin kamu tahu betapa kamu sangat berarti bagiku. Dan betapa perasaan ini tidak pernah padam, walau jarak dan waktu telah mengujinya. Perasaan ini tetap kokoh bagaikan karang.

Dalam mimpiku, aku menemukanmu. Kamu merengkuhku dalam dekapan. Kehangatanmu meresap hingga ke lubuk hatiku, mengalir dalam kebekuan jiwaku. Menghidupkan lagi apa yang selama ini telah terkubur. Kunikmati sepenuhnya nuansa itu, dan tak ingin terbangun lagi.